Foto: Bisnis.Com / 27 Januari 2013
Secara alami air mengalami banyak perubahan bentuk salah satunya adalah partikel berukuran mikro yang sering disebut sebagai uap air. Uap air ini paling banyak terbentuk di wilayah lautan, karena permukaan air yang terpapar sinar matahari terbanyak adalah disana. Uap air ini yang berukuran mikro terangkut ke udara melalui mediator (bahan pengantar) bahan pengantar ini yang paling baik adalah garam Nacl. Secara alami unsur Nacl ini telah ada di udara.
Secara alami uap air yang terbawa Nacl ini akan membentuk awan cumulus, awan ini dari lautan akan tertiup ke dataran tinggi dikarenakan perbedaan tekanan udara. Awan tersebut nantinya akan tertahan di titik kesetabilan tekanan udara yang banyak ditemui di daerah dataran tinggi dan pegunungan. Awan yang terkumpul ini lama kelamaan akan menjadi besar dan membentuk gumpalan-gumpalan awan cumulus yang besar, dan apabila sudah sangat jenuh maka akan berubah kembali menjadi air berupa butiran-butiran air yang kecil sebesar kelereng yang kita kenal sebagai hujan .Semakin besar awan yang terbentuk maka akan semakin lebat pula hujan yang turun.
Nacl /(mencegah pembentukan awan)
Uap-uap air yang terbentuk disuatu wilayah, semisal lautan bisa saja langsung di jenuhkan tanpa harus menunggu bentukan awan yang besar. Hal ini sering disebut sebagai pencegatan pembentukan awan. Teknisnya adalah menggunbakan pesawat penebar atau tembakan dari bawah GBG (Ground Based Generator) yang membakar flare berisi bahan higroskopis (NaCl). Zat ini akan menjadi mediator penguapan air agar lebih cepat, oleh karena itu awan yang tercipta cepat sekali mengalami penjenuhan dan terciptalah hujan yang tidak terlalu lebat.
CaCO2 (memecah awan)
Kapur digunakan untuk memecah awan, awan yang terbentuk dalam suatu wilayah yang besar, misal DKI Jakarta. Dapat dipecah agar tidak menjadi suatu kumpulan awan yang besar, misal menebar CaCo2 di wilayah Jakarta Selatan, maka awan disekitar Jakarta Selatan akan terpisah dari awan induk wilayah Jakarta. Setelah terpisah maka awan tersebut dapat mulai di jenuhkan dengan menebar Nacl agar mempercepat terjadinya hujan. Awan sangat sulit untuk digeser namun cara termudah adalah dicegat dan dipecah, ini yang disebut sebagai hujan buatan.
Rizky Afriono
Koordinator Nasional
Jaringan Info Bencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar