Salam Jaringan Info Bencana
Seperti kita ketahui bencana alam banjir di daerah sekitar bengawan solo terjadi berkali-kali dengan interval banjir besar dari tahun ke tahun semakin dekat. Seperti halnya Sungai Ciliwiwung yang mempunyai interval banjir besar 50 tahunan pada tahu 1800an sampai tahun 1914, menjadi semakin pendek menjadi 10 tahunan pada periode 1915-1960an, pada periode selanjutnya 1960an sampai akhir tahun 1992 siklus banjir besar menjadi 5 tahunan, dan sekarang di periode tahun 2000an siklus semakin pendek hingga di bawah 3 tahun sekali.
Banjir besar pada DAS (daerah aliran sungai) Bengawan Solo terjadi baru beberapa tahun terakhir, namun siklus tersebut agaknya sudah mulai menghantui warga sekitar Bengawan Solo. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bencana alam banjir, maka kita harus menelaahnya.
Secara pengertian ada dua definisi banjir:
1. Aliran sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan lahan rendah di sisi sungai. Aliran air limpasan tersebut yang semakin menainggi, mengalir dan melimpasi muka tanah yang biasanya tidak melewati aliran air;
2. Gelombang banjir berjalan kearah hilir sistem sungai yang berinteraksi dengan kenaikan muka air akibat badai.
Berdasarkan sumber airnya:
1. Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi kapasitas penyaluran sistem pengaliran air baik sistem sungai alami maupun sungai buatan;
2. Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air sungai akibat pasang laut maupun meningginya gelombang laut akibat badai;
3. Banjir yang disebabkan oleh kegagalan bangunan air buatan manusia seperti bendungan, tangguil, dan bangunan pengendali banjir;
4. Banjir akibat kegagalan bendungan alam atau penyumbatan aliran sungai akibat runtuhnya/longsornya tebing sungai. Ketika sumbatan/bendungan tidak dapat menahan tekanan air maka bendungan akan hancur, air sungai yang terbendung mengalir deras sebagai banjir bandang.
Penyebab terjadinya banjir antara lain sebagai berikut:
1. Pada umunmya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di atas normal;
2. Berkurangnya daya tamping sistem saluran drainase dank anal penampung banjir, akibat sedimentasi, sampah serta hambatan lain;
3. Pengundulan hutan di daerah tangkapan air;
4. Berkurangnya daerah resapan air.
Gejala terjadinya banjir antara lain sebagai berikut:
1. Curah hujan yang tinggi pada waktu yang lama;
2. Tingginya pasang laut yang disertai dengan badai mengindikasikan
akan datangnya bencana banjir beberapa jam kemudian, terutama
untuk daerah yang dipengaruhi pasang surut.
Banjir bengawan solo termasuk jenis banjir yang diakibatkan dari pola pemukiman manusia yang semakin mendekati batas ambang dataran banjir dan juga pembangunan disekitar DAS yang tidak memperhatikan aspek keseimbangan alam dan pemanfaatanya.
Rizky Afriono
Koordinator Nasional
Jaringan Info Bencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar