Pada awal tahun 2013, Sulawesi Selatan mendapat sambutan tahun baru dengan hujan yang berlangsung terus menerus dalam beberapa hari terakhir. Curah hujan yang besar ini di akibatkan adanya perubahan musim secara global. Sebenarnya dalam beberapa tahun belakangan para nelayan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara sudah mulai merasakannya. Semisal dengan berubahnya spot penangkapan ikan dan juga gelombang laut yang tetap besar,, dimana pada 10 tahun yang lalu di bulan yang sama gelombang laut seharusnya sudah mulai tenang, yang patut dipertanyakan adalah mengapa hal itu bisa terjadi.
Pertama-tama hal tersebut terjadi karena berubahnya iklim secara global, 70 persen air laut berasal dari kutub utara dan selatan oleh karena itu apabila terjadi pencairan besar-besaran pada kutub akan menyebabkan semakin besarnya curah hujan. Hal itu terjadi karena salinitas air laut semakin berkurang dikarenakan masa air yang bertambah karena pencairan es. Salinitas yang rendah tersebut menyebabkan penyerapan air laut oleh sinar matahari semakin besar. Selain itu salinitas yang rendah menyebabkan kondisi perpindahan udara semakin tidak stabil, oleh karena itu kedepanya bencana alam puting beliung akan semakin sering terjadi terutama di daerah kepulauan.
Mitigasi bencana kedepanya untuk Indonesia adalah banjir besar, longsor dan angin puting beliung hal-hal yang perlu dilakukan adalah. Pengembalian fungsi daerah aliran sungai sebagai tempat berkumpulnya air secara alami. Serta membuat bangunan-bangunan yang beradaptasi dengan puting beliung, apabila kejadian bencana alam puting beliung semakin terjadi maka budaya pembuatan ruang bawah tanah seperti yang sudah membudaya pada masyarakat yang beriklim kontinental (daratan) seperti Amerika Serikat yang sering mengalami bencana alam tornado harus mulai disosialisasikan.
Rizky Afriono
Koordinator Nasional
Jaringan Info Bencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar