Rabu, 18 Desember 2013

Kesaksian SRU Tikus "Operasi SAR Tobit Sigalingging"


Narasumber: SRU Tikus (Dirahasiakan)
Dokumentasi: Tidak Untuk Publik (Diserahkan ke Keluarga dan Rekan ITB)

Jaringan Info Bencana Mengucapkan Turut Berbelasungkawa Atas Meninggalnya Rekan Kita Tobit Sigalingging"
Terima kasih kepada teman-teman Sukarelawan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Kronologi hilangnya tobit ia mendaki Gunung Papandayan melalu jalur Gunung Kendeng pada tanggal 26 Oktober 2013 seorang diri, sebelumnya ia telah pernah mendaki gunung bersama teman-temanya. Namun pada pendakian kali ini dimana Tobit sudah mempersiapkan diri sebulan sebelumnya melakukanya seorang diri.  Pada tanggal 4 November berita SAR sudah tersebar dikalangan internal teman-teman Tobit. Pada tanggal 5 November ditetapkan sebagai hari dimulainya  hari operasi SAR (Search and Rescue) terbuka,  Organisasi SARpun  dibentuk SC (SAR Cordinator) ditunjuk dari Pihak  Perkebunan Neglawangi, SMC (Sar Mission Cordinator) bernama Asa (Sukarelawan)  mempertimbangkan daerah operasi pencarian dengan medan yang beragam maka dibentuklah 4 titik OSC (On Scene Comander). Pada tanggal 6 November sudah didapatkan Ransel Tobit didalamnya terdapat berbagai peralatan mendaki gunung.

SAR Tobit dilaksanakan cukup lama hingga hampir satu bulan lamanya, SRU (Search Rescue Unit) yang dibentuk sudah melakukan penyisiran keberbagai lokasi yang diperkirakan ditemukanya survivor (orang yang berada dalam kondisi survival). Operasi SAR kali ini karena kekurangan personil sehingga taktik pencarian dan penyisiran menjadi semi survival. Bagaimana persediaan logistik yang dibawa diusahakan tidak menghambat pergerakan pencarian dan penyisiran. Pada tanggal 24 November 2013, pukul 03.00 sudah tercium bau jenazah dari kejauhan, SRU melakukan pengamatan kedasar jurang namun tidak terlalu terlihat. Namun hal ini adalah dasar untuk memperkecil daerah pencarian. Pada tanggal 24 November tim SRU sudah mulai memasuki lembahan tersebut, yang terdiri dari semak belukar dengan timbunan mencapai 2 meter, sehingga dalam melangkah harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjeblos. Pada lembahan tersebut disebelah kirinya terdapat curug, sebetulnya daerah ini sudah tiga kali dilakukan penyisiran, namun karena area jenazah berada dipojokan dan terhalang berbagi pohon dan belukar yang sangat lebat, maka daerah tersebut dapat dikatakan steril dari penyisiran. Akhirnya pada tanggal 25 November 2013 Pukul 05.20 Jenazah Tobit ditemukan, kondisi jenazah kemungkinan besar terjatuh dari tebing. Pada jenazah korban ditemukan GPS (Geographic Positioning System) dengan catatan tanggal ploting (penentuan titik pada peta) tertanggal 30 Oktober 2013 dan hasil plotingan tersebut merujuk kepada titik penemuan ransel pada tanggal 6 November 2013.

Rizky Afriono
Kordinator Jaringan Info Bencana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar