Bencana alam adalah sesuatu yang sudah sangat umum kita dengar akhir-akhir ini seakan kata-kata tersebut menjadi sebuah momok yang menakutkan. Terkadang apa yang kita sebut sebagai bencana sebenarnya hanyalah reaksi alam untuk menyeimbangkan ke kondisi semula. Pembentukan bumi baik dari luar (eksogen) dan dari sisi dalam (endogen) merupakan hal yang membuat bumi kita selalu bergerak, berubah dan bervitalitas tinggi.
Kita ambil contoh banjir besar Jakarta sebagai siklus 5 tahunan, apabila kita memahami siklus ini dari catatan sejarah dan kearifan masyarakat sekitar sungai-sungai yang mengalir ke Jakarta, pastinya kita dapat melakukan pencegahan dalam menghadapi siklus tersebut agar tidak terjadi bencana.
Jakarta memang daerah rentan bencana, namun perubahan secara bertahap status menjadi daerah rawan bencana adalah sebuah pertanyaan. Mengapa hal itu bisa terjadi, pertama Jakarta memang wilayah dataran rendah dengan banyak bentang alam banyak cekungan seperti empang, rawa, danau dan sungai. Pada masa lalu sejak zaman VOC daerah Jakarta dianggap sebagai daerah rentan bencana karena berlokasi di daerah yang kemungkinan besar suatu hari akan tertimpa bencana alam terutama banjir.
Sekarang Jakarta menjadi daerah rawan bencana banjir, hal tersebut diakibatkan karena kita tidak dapat mengelola kondisi alam sekitar dengan baik, penyempitan DAS dari hulu, zona bersih, zona pertengahan, hingga hilir. Hal ini memperlihatkan Jakarta dan daerah sekitarnya seperti Puncak, Bogor dan Cianjur sebagai daerah yang kurang beradaptasi terhadap siklus sungai.
Kita ambil contoh lain, Aceh sebagai daerah yang pernah diterjang tsunami pada tahun 2004 adalah daerah rentan bencana, dimana bahaya tsunami akan terus mengintai wilayah tersebut secara periodik. Apabila masyarakat daerah tersebut tidak beradaptasi dengan siklus potensi tsunami yang meliputi daerah utara dan pesisir barat Pulau Sumatra, maka status daerah tersebut akan menjadi daerah rawan bencana.
Pelestarian terumbu karang, hutan bakau, dan rencana tata kota pesisir yang baik adalah salah satu solusi hidup di wilayah rentan bencana, apabila kita tidak mampu beradaptasi maka, bencana akan terjadi terus menerus sehingga tidak lagi rentan tetapi menjadi rawan.
Jangan menilai bencana alam karena kita berada di wilayah yang sering terjadi bencana alam , tetapi semua itu tergantung sikap kita dalam memahami alam di sekitar kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar