Selasa, 16 September 2014

Aktifnya Gunung Selamet dan Kesiapsiagaan

Salam Jinben 

Pada minggu-minggu ini kita di kejutkan dengan aktifnya Gunung Selamet (3.428 m), salah satu gunung vulkanis tertinggi kedua di  Pulau Jawa. Pemberian nama Selamet kepada Gunung ini kemungkinan dikarenakan Gunung ini selalu memberikan kelimpahan kesuburan bagi lahan pertanian penduduk sekitar. Catatan vulkanologis pertama kali perihal status Gunung Selamet berawal pada tahun 1772 M, dalam rentang waktu (1772-2014) 242 tahun Gunung Selamet memiliki catatan keaktifan sebanyak 42 kali.  Tipe keaktifan terbanyak Gunung Selamet adalah letusan abu, hal inilah yang menjadikan daerah kaki Gunung Selamet menjadi lahan yang subur bagi pertanian.


sumber foto article.wn.com 17092014: 10.33

Gunung Selamet masuk kedalam Tipe A yang berarti pernah mengalami letusan yang bersifat magmatik dengan titik pencatatan tahun 1600 M. Gunung Tipe A ini sebenarnya banyak sekali di Indonesia, terdapat puluhan gunung berapi yang membuat rangkaian pegunungan dari Aceh hingga Kepulauan Banda. Ketanggapan bencana dalam menghadapi gunung berapi Tipe A sangat diperlukan karena mungkin saja kembali terjadi letusan magmatik yang menimbulkan bencana besar.

Potensi bencana yang lebih dominan adalah gunung berapi tipe B dan C dimana kegiatan vulkanologis sudah mulai melemah dan mengurangi kewaspadaan kita dalam menghadapinya. Bencana alam dalam peradaban manusia sering terjadi bukan karena kita terlambat meramalkan atau memprediksi siklus alam, namun lebih kepada kelengahan kita akan selalu waspada dan mengamati gejala-gejala disekitar lingkungan kita. Pengetahuan dasar kesiapsiagaan dan ketanggapan bencana adalah kunci dalam mengurangi korban apabila suatu bencana alam terjadi dalam sebuah masyarakat. Karena dalam sebuah bencana terdapat bahaya yang sifatnya tidak pasti dan sulit diprediksi.


Rizky Afriono

Kordinator Nasional Jaringan Info Bencana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar