Senin, 03 September 2012

SEGITIGA API VS SEGITIGA KEBAKARAN HUTAN

Api adalah titik tolak kemajuan manusia, sejak puluhan ribu tahun yang lalu manusia telah mengenal api dari alam. Kemungkinan besar manusia moderen pertama kali mengenal api berawal dari kebakaran savana di Benua Afrika. Memang secara alamiah api dapat tercipta dari sambaran kilat, gesekan kayu kering, gesekan batu saat terjadi longsor bahkan dari letusan gunung berapi dimana magma keluar menjadi lahar yang akhirnya membakar semua jenis unsur alam yang dilewatinya

Semenjak manusia mampu mengendalikan api, kebudayaan manusia menjadi semakin berkembang, dari terbukanya lahan-lahan pemukiman dengan menggunakan metode pembakaran hutan, mendorong kemajuan lainya. Pertama dari pola makan manusia menjadi lebih beragam, keberagaman cara mengolah bahan makanan ini adalah cikal bakal kemajuan manusia. Karena pengetahuan manusia akan rasa makanan mendorong manusia untuk terus menerus bereksperimen dalam  hal lainya.

Manusia dapat mengendalikan api karena terdapat 3 syarat yang telah diketahui manusia, pertama api dapat muncul akibat adanya panas pada tahap ini manusia sudah mengenal berbagai macam cara membuat panas. Syarat kedua manussia telah mengetahui bahan-bahan apa yang mudah terbakar dan tidak mudah terbakar dan syarat terakhir adalah udara dimana sudah sejak lama menusia mengetahui bahwa udara sangat berkaitan dengan padam atau nyalanya api.

Apa hubungan antara Segitiga Api dengan Segitiga Kebakarann Hutan, dalam segitiga api ada syarat-syarat dalam terciptanya api. Api dapat dikendalikan karena manusia mengetahui cara membesarkan atau mengecilkan api bahkan mematikanya. Kemajuan manusia semakin cepat dalam 200 tahun terakhir. Kebakaran hutan alami yang terjadi pada masa lampau sudah tidak mendominasi karena digantikan dengan kebakaran hutan yang terjadi karena kesengajaan manusia. Hanya berkisar 1 % kebakaran hutan yang terjadi di belahan dunia berasal secara alamiah.

Segitiga Api yang telah lama di ketahui nenek moyang manusia, pada masa sekarang beralih kepada Segitiga Kebakaran Hutan. Apa itu Segitiga Kebakaran Hutan, adalah diagram yang menggambarkan syarat apa saja yang dapat mengendalikan kebakaran hutan. Ekonomi dapat dianalogikan sebagai panas, pemerintah dapat dianalogikan sebagai udara dan masyarakat dapat dianalogikan sebagai bahan bakar.

Ekonomi pada abad ini adalah faktor utama dalam perusakan alam yang dilakukan manusia, motif ekonomi sangatlah krusial. Dimana apabila terdapat sumber daya alam maka motif mencari keuntungan dengan memanfaatkanya adalah sesuatu yang muskil untuk dihentikan. Pada area yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah seperti hutan, sungai, tundra, bahkan daerah yang tertutup salju abadi tidak luput dari eksploitasi manusia.

Manusia yang berada disekitar areal hutan atau  disebut sebagai masyarakat, akan menfaatkan sumberdaya hutan. Konsep hutan sebagai sumber plastma nutfah bergeser menjadi  konsep  ruang dimana  hutan dianggap sebaga ruang baru yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian, pertambangan, pemukiman dan sebagainya adalah sesuatu yang harus diluruskan oleh pemerintah. Apabila pemerintah mampu membuat aturan-aturan yang  tegas dengan tetap dapat mengakomodir motif ekonomi masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya hutan.